Izinkan memanggilmu Ibu...?
17.03Cerita sederhana ini melibatkan cinta, aku dan seorang wanita berhati mulia.
Ya, berhati mulia. Seorang wanita yang menarikku dari onggokan sampah di tepian jalan sudut kota.
Beliau memang tidak seperti wanita kebanyakan. Beliau tumbuh dalam keluarga yang mengerti apa itu cinta dan sangat memanusiakan manusia.
Sebelumnya, mataku hanya memandang biasa. Beliau hanya seorang ibu dari satu-satunya wanita yang kucintai.
Kusadari sungguh kejam diriku dulu, betapa besar sifat egois dalam diriku. Hanya memandang cinta dengan sebelah mata tanpa menghargai siapa yang sebenarnya memiliki wanita yang kucinta.
Namun, tidak jarang aku berkata kepada putri beliau,..
"Aku menyukai ibumu, beliau adalah wanita yang baik."
Entahlah, sampai sekarang tidak bisa mengemukakan alasan mengapa dulu aku mengatakan hal itu.
Seiring berjalananku dengan putri beliau, perlahan aku melihat siapakah sebenarnya beliau.
Beliau adalah ibu yang selalu berusaha sekuat tenaga menjaga putra-purtinya, seorang isteri yang sangat mencintai dan mematuhi suaminya, seorang putri yang sangat menyayangi dan menghormati orang-tuanya dan seorang saudari yang memahami saudara-saudarinya. serta seorang Hamba yang memiliki taqwa begitu besar kepada Rabby-nya yang tidak ditunjukkan kepada sesama hamba-Nya.
Ah, terlalu banyak puja. biarlah cerita sederhana ini yang mengunggap sedikit ketulusan hati beliau.
Kedekatanku dengan beliau dimulai setelah aku berstatus mantan pacar dengan putri beliau 2 tahun lalu. Entah mengapa beliau begitu perhatian dengan kami, hubungan kami dan membantu memperbaiki kesalahan-kesalahan kami. Beliau selalu menjadi tempat curhat kegundahan hatiku, menghibur dan menasehatiku. Dengan senang hati beliau menceritakan sedikit kehidupan putri beliau sesudah kepergianku. Bahkan selalu mengajakku ikut dalam acara ngumpul dengan keluarga besar beliau.
Hubunganku dengan beliau semakin dekat, membicarakan masalah cinta dan kehidupanku yang kacau.
kacau....? ya, nanti akan kuceritakan dalam tulisan lain, kawan ?
~_~
***** ***** *****
Aku menerima dan beliau memberi, biarlah aku saja yang menganggap itu perkara.
Aku kebingungan, yang terang adalah beliau sangat tulus kepadaku.
"Engkau adalah anakku,.. Bukan hanya tak berhak menolak pemberian ini, kau juga harus memerhatikan raut wajahmu, kusut-tidaknya bajumu, basah-keringnya bibir merahmu, dan santun-tidaknya tindak-tandukmu,.." AKu tertunduk. "Kau harus bisa menyempurnakan hidupmu !"
Aku terperanjat. Bagaimana beliau dapat serta merta menetapkan rencana ini ?
"Anakku, kamu adalah pohon yang kelak menjadi tiang merah yang begitu indah dan digjaya. Dengan pelepah-pelepah yang siap memayungi akar-akar di bawahnya, ia akan semampai bagai hendak menusuk langit. Ia menjulang tanpa pernah kau tahu kapan ia memanjang, kapan ia menumbuhkan daun, pelepah, bunga, putik, dan akhirnya berbuah. Kita bahkan tak pernah mau tahu bahwa tunasnya setengah mati bertahan ketika daun-daun mudanya dipatuk ayam dan dimakan kambing, batangnya yang masih lembut diombang-ambing angin yang memuting dan hujan yang lebat tak kepalang, atau pelepah-pelepahnya yang masih lembek kadang dipetik anak-anak yang jahil. Lihat, pada waktunya, ia tak hanya hidup, ia bahkan menumbuhkan tunas baru !" tanpa lelah beliau berusaha membangkitkan semangatku.
"Pohon tumbuh tak tergesa-gesa, Anakku,.. "bisiknya lirih. "Dan kuingin kau pun begitu terus tumbuh tanpa terpengaruh syaithan yang siap mencengkeram ketika jiwamu keropos, ketika kau tak berjalan di atas doa-doaku. Tak ada yang kebetulan dalam hidup ini. Semua sudah ketentuan-Nya, Nak,.. Ibu dipilih-Nya untuk membesarkanmu. Itulah kenyataan yang terbentang. Tentu Ibu tak menerimamu begitu saja. Ada sehimpun amanah yang menyertai kehadiranmu. Dan itu membuatku belajar bagaimana menjadi ibu yang sebenar ibu. Menanam cinta, menyiram kasih sayang, memelihara amanah, dan merelakan waktu merapat demi menjadikanmu orang yang baik."
Mata beliau sangat teduh, haru pun adalah hatiku.
Sungguh, aku sangat menyayangi beliau.
Rasa sayang ini seumpama fajar shubuh dengan cincinnya yang lembut.
Perjalanan tertatihku telah mengantarkan kami ke dalam titik cinta, semoga dipayungi Ridha dari yang Maha Kuasa.
Ketika kupungut butir-butir nasehat kehidupan dari beliau, tatapan mata pengunggah semangat dan dekapan hangat yang melindungiku dari serangan kejahatan diri.
***** ***** *****
Wahai wanita yang putih hatinya..
Bimbinglah aku agar tidak lepas dari amanahmu..?
Wahai wanita penghuni Syurga..
Doa'aku tidak akan lepas untuk kebaikanmu..?
Wahai wanita yang berhati mulia..
Izinkan aku memanggilmu ibu..?
Mencium tanganmu..?
Dan membalas semua ketulusanmu..?
===============================================================================
oleh Ammy Nabiel Muhammad pada 07 April 2011 jam 19:48
Banjarmasin
~(( Miliki Aku ))~
15.16Put,..
Aku mencintaimu..
Cinta yang menjadikan hatiku tak memiliki apapun kecuali kamu !
Tapi apa yang bisa kulakukan ?
Gerak-gerikku hanya melahirkan dosa dan kemarahan diantara kita..
Yang ku punya hanya cinta untukmu !
Cinta yang jauh dari jangkauan daya pikirku !
Cinta yang membuat aku gila !
Cinta yang meletakkan seluruh hidupku dibawah kakimu !
Jangan tanya lagi mengapa aku selalu mengejarmu ?
Ingatlah disaat kau meninggalkan aku, melemparkan aku yang sedang terjatuh dalam ke lubang cinta..
Begitu berat, sesakkan dada, hancurkan fungsi logika..
Menjadikan frustasi adalah otakku dan depresi adalah hatiku..
Aku berusaha sadar tangisku tidak berguna dan teriakan hanya ucapan tiada makna..
Ku coba tuk bangkit dan mencari lagi..
Pernah ku coba tuk melupakan cinta karena tingkah-lakumu..
Namun yang kutemukan hanya adegan hari kesepian bagai adegan kebohongan dalam sebuah derama..
Jadikan duniaku bagai bagai alam yang yang dipenuhi gelap dan dingin..
Yang ku dapat hanya nista !
Ku coba berkhayal akan memilikimu kembali..
Membuat hatiku mekar seperti bunga-bunga dimusim semi..
Aku hanya memandangmu dan telah belajar apakah itu cinta..
Aku hanya mencintaimu sebagaimana Rama mencintai Sinta..
Jangan tanya lagi cerita menyakitkan diantara kita..
Lihatlah aku,..
aku yang selalu berusaha menunjukkan hatiku..
Aku hanya ingin berada didekatmu lagi tanpa penjelasan apapun..
Karena akulah satu-satunya lelaki yang selamanya mencintaimu,..
Yang selalu menunggumu,..
Yang selalu bertahan untukmu..
Put,..
Aku rindu aroma nafasmu,..
Aku rindu senyummu,..
Aku rindu saat saat bersamamu,..
Aku rindu cintamu,..
Aku rindu kamu !
Put,..
Milikilah aku lagi..
Aku mencintaimu..
Cinta yang menjadikan hatiku tak memiliki apapun kecuali kamu !
Tapi apa yang bisa kulakukan ?
Gerak-gerikku hanya melahirkan dosa dan kemarahan diantara kita..
Yang ku punya hanya cinta untukmu !
Cinta yang jauh dari jangkauan daya pikirku !
Cinta yang membuat aku gila !
Cinta yang meletakkan seluruh hidupku dibawah kakimu !
Jangan tanya lagi mengapa aku selalu mengejarmu ?
Ingatlah disaat kau meninggalkan aku, melemparkan aku yang sedang terjatuh dalam ke lubang cinta..
Begitu berat, sesakkan dada, hancurkan fungsi logika..
Menjadikan frustasi adalah otakku dan depresi adalah hatiku..
Aku berusaha sadar tangisku tidak berguna dan teriakan hanya ucapan tiada makna..
Ku coba tuk bangkit dan mencari lagi..
Pernah ku coba tuk melupakan cinta karena tingkah-lakumu..
Namun yang kutemukan hanya adegan hari kesepian bagai adegan kebohongan dalam sebuah derama..
Jadikan duniaku bagai bagai alam yang yang dipenuhi gelap dan dingin..
Yang ku dapat hanya nista !
Ku coba berkhayal akan memilikimu kembali..
Membuat hatiku mekar seperti bunga-bunga dimusim semi..
Aku hanya memandangmu dan telah belajar apakah itu cinta..
Aku hanya mencintaimu sebagaimana Rama mencintai Sinta..
Jangan tanya lagi cerita menyakitkan diantara kita..
Lihatlah aku,..
aku yang selalu berusaha menunjukkan hatiku..
Aku hanya ingin berada didekatmu lagi tanpa penjelasan apapun..
Karena akulah satu-satunya lelaki yang selamanya mencintaimu,..
Yang selalu menunggumu,..
Yang selalu bertahan untukmu..
Put,..
Aku rindu aroma nafasmu,..
Aku rindu senyummu,..
Aku rindu saat saat bersamamu,..
Aku rindu cintamu,..
Aku rindu kamu !
Put,..
Milikilah aku lagi..
Akhir...
04.25Selasa, 08 Februari 2011.
Hari yang melelahkan, bekerja tanpa semangat dan tenaga.
Tak sebutir nasi pun yang bisa ku masukkan kedalam mulutku, tiada nafsu.
Ku putuskan untuk pulang dan beristirahat dikamar kumuhku.
Tiba-tiba, aku berada didalam mesjid Sabilal Muhtadin Banjarmasin, dengan hati dipenuhi kerinduan dan kegalauan kepada mantanku, satu-satunya wanita yang kucintai didunia ini. Aku ingin menemuinya.
Aku keluar namun terjebak didalam halaman mesjid, tidak bisa menemukan jalan keluar.
Berputar-putar tanpa hasil, tidak ada pintu keluar.
Ku tapaki jalan berbatu disana dan akhirnya ku temukan celah. Aku melihat jalanan, betapa bahagianya Aku.
tapi, kali ini halangan kembali menghampiriku. Aku kembali terjebak dalam kebutaan akan arah dan kemacetan. Terus berjalan namun hanya berputar-putar dan akhirnya kembali ke halaman mesjid Sabilal Muhtadin.
Aku sedih, apakah aku tidak bisa menemuinya ?
Pikiranku hanya ingin menemuinya untuk terakhir kali.
Hatiku terus bergumam..
"izinkan aku menemui dia untuk terakhir dalam hidupku...."
"izinkan aku menemui dia untuk terakhir dalam hidupku...."
"izinkan aku menemui dia untuk terakhir dalam hidupku...."
"izinkan aku menemui dia untuk terakhir dalam hidupku...."
"izinkan aku menemui dia untuk terakhir dalam hidupku...."
"izinkan aku menemui dia untuk terakhir dalam hidupku...."
"izinkan aku menemui dia untuk terakhir dalam hidupku...."
"izinkan aku menemui dia untuk terakhir dalam hidupku...."
"izinkan aku menemui dia untuk terakhir dalam hidupku...."
Dalam kesedihan kulihat segerombolan pemulung membawa hasil jerih payah mereka disudut halaman ingin menyeberang jalan, kuhampiri mereka dan disambut dengan senyuman. Mereka mengajakku mengikuti mereka menyeberang jalan.
Lampu menjadi merah dan kami berlarian menghidari mobil dan motor dari arah lain. Alhamdulillah, tidak ada satupun dari kami yang celaka.
Aku memisahkan diri dari gerombolan pemulung dan menapaki terotoar. Disini ku terpaku, menatap rombongan Kuli Gerobak yang mengangkut material. Satu hal yang menakjubkan buatku, mereka buta !
Tapi mereka mampu bekerja dan mengangkut material dijembatan sempit yang hanya terbuat dari beberapa batang papan. Masya Allah !
Mereka tersenyum dan menyapaku. "Semoga Allah bersamamu, Teman !"
Aku tersenyum dan kembali berjalan menuju Antasan Kecil Timur, tanah rumah mantanku berpijak.
Aku sampai disebuah gang sempit, kudapati seorang gadis kecil tertelungkup, memuntahkan darah hitam dengan mata sayu. Kupeluk dan kuusap belakangnya. Kuhibur dia, dia harus bertahan.
Aku tidak bisa berbuat banyak hingga datang kakak perempuan dia yang mungkin seumuran denganku. Mata gadis kecil berbinar penuh harapan, dia bangkit dari pangkuanku dan menatap kakaknya dengan senyuman.
Sang kakak meraih tangan adiknya dan memberikan senyum indah kepadaku.
Aku kembali melanjutkan perjalananku dan sampai dalam sebuah taman yang luas. Aku menyaksikan kejadian yang membuat hatiku teriris, 3 orang gadis muda yang sangat cantik sedang menghina dan mengolok-olok perempuan tua yang gendut. Mencela Kejelekan fisiknya. Aku tidak bisa berbuat apa dan hanya bergumam.
"Ya Allah, mengapa mereka menghinakan makhluk engkau hanya karena merasa memiliki kelebihan fisik yang telah diberikan oleh Engkau ?"
Aku terus berjalan, berjalan dan berjalan.
Kulihat didepan mataku Jembatan Pasar Lama, ku daki. Namun, entah mengapa jembatan itu begitu tinggi dan terjal.
Susah payah aku menapaki langkah demi langkah.
"Ya Allah, mengapa begitu sulit perjalanan ini ?
Aku ingin menemui dia untuk terakhir kali..
Izinkanlah Ak, izinkanlah Aku, izinkanlah Aku, izinkanlah Aku, izinkanlah Aku.......??"
Aku sampai ditengah jembatan dan tiba-tiba terdengar seorang wanita menyanyikan lagu I wanna Be with You.
"Sepertinya Aku mengenal suara ini, tapi siapa...?"
Aku terhanyut, terbuai dalam alunan itu sampai pada reff terakhir.....
flasH !
Tiba-tiba kudapati aku sendiri didalam kekamarku, ternyata semua hanya mimpi.
Sedih melenda jiwa, hati meraung seakan terikat oleh tali neraka.
Kutenangkan diriku, mengingat Allah.
Dan akhirnya Aku sadar, impianku tidak menggapai akhir dan tidak akan pernah memiliki akhir.
Kulangkahkan kaki menuju kamar mandi, Ku bersihkan badan dan mengambil Wudhu.
Aku harus menaklukkan diriku sendiri.
"Ya Allah.. Ya Rabb..
Engkau Maha Cinta dan Pemberi cinta kepada hamba-Mu..
Tabahkanlah Aku, jangan Engkau biarkan Aku tergelincir kejalan yang jauh dari Ridha-Mu..."
"Ya Allah.. Ya Rabb..
Engkau Mencintai Aku, izinkan Aku mencintai-Mu..?
Jika Engkau Menakdirkan Aku menjadi milik seseorang, jadikanlah dia seorang yang membimbingku akan cinta dan sayang yang membimbing kejalan kebaikan dan ketaqwaan...
Amien...
Ya Rabbal A'lamieeeen.."
***** ***** *****
"Teman, tolong bimbing aku......"
Hari yang melelahkan, bekerja tanpa semangat dan tenaga.
Tak sebutir nasi pun yang bisa ku masukkan kedalam mulutku, tiada nafsu.
Ku putuskan untuk pulang dan beristirahat dikamar kumuhku.
Tiba-tiba, aku berada didalam mesjid Sabilal Muhtadin Banjarmasin, dengan hati dipenuhi kerinduan dan kegalauan kepada mantanku, satu-satunya wanita yang kucintai didunia ini. Aku ingin menemuinya.
Aku keluar namun terjebak didalam halaman mesjid, tidak bisa menemukan jalan keluar.
Berputar-putar tanpa hasil, tidak ada pintu keluar.
Ku tapaki jalan berbatu disana dan akhirnya ku temukan celah. Aku melihat jalanan, betapa bahagianya Aku.
tapi, kali ini halangan kembali menghampiriku. Aku kembali terjebak dalam kebutaan akan arah dan kemacetan. Terus berjalan namun hanya berputar-putar dan akhirnya kembali ke halaman mesjid Sabilal Muhtadin.
Aku sedih, apakah aku tidak bisa menemuinya ?
Pikiranku hanya ingin menemuinya untuk terakhir kali.
Hatiku terus bergumam..
"izinkan aku menemui dia untuk terakhir dalam hidupku...."
"izinkan aku menemui dia untuk terakhir dalam hidupku...."
"izinkan aku menemui dia untuk terakhir dalam hidupku...."
"izinkan aku menemui dia untuk terakhir dalam hidupku...."
"izinkan aku menemui dia untuk terakhir dalam hidupku...."
"izinkan aku menemui dia untuk terakhir dalam hidupku...."
"izinkan aku menemui dia untuk terakhir dalam hidupku...."
"izinkan aku menemui dia untuk terakhir dalam hidupku...."
"izinkan aku menemui dia untuk terakhir dalam hidupku...."
Dalam kesedihan kulihat segerombolan pemulung membawa hasil jerih payah mereka disudut halaman ingin menyeberang jalan, kuhampiri mereka dan disambut dengan senyuman. Mereka mengajakku mengikuti mereka menyeberang jalan.
Lampu menjadi merah dan kami berlarian menghidari mobil dan motor dari arah lain. Alhamdulillah, tidak ada satupun dari kami yang celaka.
Aku memisahkan diri dari gerombolan pemulung dan menapaki terotoar. Disini ku terpaku, menatap rombongan Kuli Gerobak yang mengangkut material. Satu hal yang menakjubkan buatku, mereka buta !
Tapi mereka mampu bekerja dan mengangkut material dijembatan sempit yang hanya terbuat dari beberapa batang papan. Masya Allah !
Mereka tersenyum dan menyapaku. "Semoga Allah bersamamu, Teman !"
Aku tersenyum dan kembali berjalan menuju Antasan Kecil Timur, tanah rumah mantanku berpijak.
Aku sampai disebuah gang sempit, kudapati seorang gadis kecil tertelungkup, memuntahkan darah hitam dengan mata sayu. Kupeluk dan kuusap belakangnya. Kuhibur dia, dia harus bertahan.
Aku tidak bisa berbuat banyak hingga datang kakak perempuan dia yang mungkin seumuran denganku. Mata gadis kecil berbinar penuh harapan, dia bangkit dari pangkuanku dan menatap kakaknya dengan senyuman.
Sang kakak meraih tangan adiknya dan memberikan senyum indah kepadaku.
Aku kembali melanjutkan perjalananku dan sampai dalam sebuah taman yang luas. Aku menyaksikan kejadian yang membuat hatiku teriris, 3 orang gadis muda yang sangat cantik sedang menghina dan mengolok-olok perempuan tua yang gendut. Mencela Kejelekan fisiknya. Aku tidak bisa berbuat apa dan hanya bergumam.
"Ya Allah, mengapa mereka menghinakan makhluk engkau hanya karena merasa memiliki kelebihan fisik yang telah diberikan oleh Engkau ?"
Aku terus berjalan, berjalan dan berjalan.
Kulihat didepan mataku Jembatan Pasar Lama, ku daki. Namun, entah mengapa jembatan itu begitu tinggi dan terjal.
Susah payah aku menapaki langkah demi langkah.
"Ya Allah, mengapa begitu sulit perjalanan ini ?
Aku ingin menemui dia untuk terakhir kali..
Izinkanlah Ak, izinkanlah Aku, izinkanlah Aku, izinkanlah Aku, izinkanlah Aku.......??"
Aku sampai ditengah jembatan dan tiba-tiba terdengar seorang wanita menyanyikan lagu I wanna Be with You.
"Sepertinya Aku mengenal suara ini, tapi siapa...?"
Aku terhanyut, terbuai dalam alunan itu sampai pada reff terakhir.....
flasH !
Tiba-tiba kudapati aku sendiri didalam kekamarku, ternyata semua hanya mimpi.
Sedih melenda jiwa, hati meraung seakan terikat oleh tali neraka.
Kutenangkan diriku, mengingat Allah.
Dan akhirnya Aku sadar, impianku tidak menggapai akhir dan tidak akan pernah memiliki akhir.
Kulangkahkan kaki menuju kamar mandi, Ku bersihkan badan dan mengambil Wudhu.
Aku harus menaklukkan diriku sendiri.
"Ya Allah.. Ya Rabb..
Engkau Maha Cinta dan Pemberi cinta kepada hamba-Mu..
Tabahkanlah Aku, jangan Engkau biarkan Aku tergelincir kejalan yang jauh dari Ridha-Mu..."
"Ya Allah.. Ya Rabb..
Engkau Mencintai Aku, izinkan Aku mencintai-Mu..?
Jika Engkau Menakdirkan Aku menjadi milik seseorang, jadikanlah dia seorang yang membimbingku akan cinta dan sayang yang membimbing kejalan kebaikan dan ketaqwaan...
Amien...
Ya Rabbal A'lamieeeen.."
***** ***** *****
"Teman, tolong bimbing aku......"
Diberdayakan oleh Blogger.