Untuk Apa...?

Akhir...

Selasa, 08 Februari 2011.

Hari yang melelahkan, bekerja tanpa semangat dan tenaga.
Tak sebutir nasi pun yang bisa ku masukkan kedalam mulutku, tiada nafsu.
Ku putuskan untuk pulang dan beristirahat dikamar kumuhku.

Tiba-tiba, aku berada didalam mesjid Sabilal Muhtadin Banjarmasin, dengan hati dipenuhi kerinduan dan kegalauan kepada mantanku, satu-satunya wanita yang kucintai didunia ini. Aku ingin menemuinya.
Aku keluar namun terjebak didalam halaman mesjid, tidak bisa menemukan jalan keluar.
Berputar-putar tanpa hasil, tidak ada pintu keluar.

Ku tapaki jalan berbatu disana dan akhirnya ku temukan celah. Aku melihat jalanan, betapa bahagianya Aku.
tapi, kali ini halangan kembali menghampiriku. Aku kembali terjebak dalam kebutaan akan arah dan kemacetan. Terus berjalan namun hanya berputar-putar dan akhirnya kembali ke halaman mesjid Sabilal Muhtadin.

Aku sedih, apakah aku tidak bisa menemuinya ?
Pikiranku hanya ingin menemuinya untuk terakhir kali.
Hatiku terus bergumam..
"izinkan aku menemui dia untuk terakhir dalam hidupku...."
"izinkan aku menemui dia untuk terakhir dalam hidupku...."
"izinkan aku menemui dia untuk terakhir dalam hidupku...."
"izinkan aku menemui dia untuk terakhir dalam hidupku...."
"izinkan aku menemui dia untuk terakhir dalam hidupku...."
"izinkan aku menemui dia untuk terakhir dalam hidupku...."
"izinkan aku menemui dia untuk terakhir dalam hidupku...."
"izinkan aku menemui dia untuk terakhir dalam hidupku...."
"izinkan aku menemui dia untuk terakhir dalam hidupku...."

Dalam kesedihan kulihat segerombolan pemulung membawa hasil jerih payah mereka disudut halaman ingin menyeberang jalan, kuhampiri mereka dan disambut dengan senyuman. Mereka mengajakku mengikuti mereka menyeberang jalan.
Lampu menjadi merah dan kami berlarian menghidari mobil dan motor dari arah lain. Alhamdulillah, tidak ada satupun dari kami yang celaka.

Aku memisahkan diri dari gerombolan pemulung dan menapaki terotoar. Disini ku terpaku, menatap rombongan Kuli Gerobak yang mengangkut material. Satu hal yang menakjubkan buatku, mereka buta !
Tapi mereka mampu bekerja dan mengangkut material dijembatan sempit yang hanya terbuat dari beberapa batang papan. Masya Allah !
Mereka tersenyum dan menyapaku. "Semoga Allah bersamamu, Teman !"

Aku tersenyum dan kembali berjalan menuju Antasan Kecil Timur, tanah rumah mantanku berpijak.
Aku sampai disebuah gang sempit, kudapati seorang gadis kecil tertelungkup, memuntahkan darah hitam dengan mata sayu. Kupeluk dan kuusap belakangnya. Kuhibur dia, dia harus bertahan.
Aku tidak bisa berbuat banyak hingga datang kakak perempuan dia yang mungkin seumuran denganku. Mata gadis kecil berbinar penuh harapan, dia bangkit dari pangkuanku dan menatap kakaknya dengan senyuman.
Sang kakak meraih tangan adiknya dan memberikan senyum indah kepadaku.

Aku kembali melanjutkan perjalananku dan sampai dalam sebuah taman yang luas. Aku menyaksikan kejadian yang membuat hatiku teriris, 3 orang gadis muda yang sangat cantik sedang menghina dan mengolok-olok perempuan tua yang gendut. Mencela Kejelekan fisiknya. Aku tidak bisa berbuat apa dan hanya bergumam.
"Ya Allah, mengapa mereka menghinakan makhluk engkau hanya karena merasa memiliki kelebihan fisik yang telah diberikan oleh Engkau ?"

Aku terus berjalan, berjalan dan berjalan.
Kulihat didepan mataku Jembatan Pasar Lama, ku daki. Namun, entah mengapa jembatan itu begitu tinggi dan terjal.
Susah payah aku menapaki langkah demi langkah.
"Ya Allah, mengapa begitu sulit perjalanan ini ?
Aku ingin menemui dia untuk terakhir kali..
Izinkanlah Ak, izinkanlah Aku, izinkanlah Aku, izinkanlah Aku, izinkanlah Aku.......??"

Aku sampai ditengah jembatan dan tiba-tiba terdengar seorang wanita menyanyikan lagu I wanna Be with You.
"Sepertinya Aku mengenal suara ini, tapi siapa...?"
Aku terhanyut, terbuai dalam alunan itu sampai pada reff terakhir.....
flasH !
Tiba-tiba kudapati aku sendiri didalam kekamarku, ternyata semua hanya mimpi.
Sedih melenda jiwa, hati meraung seakan terikat oleh tali neraka.
Kutenangkan diriku, mengingat Allah.
Dan akhirnya Aku sadar, impianku tidak menggapai akhir dan tidak akan pernah memiliki akhir.

Kulangkahkan kaki menuju kamar mandi, Ku bersihkan badan dan mengambil Wudhu.
Aku harus menaklukkan diriku sendiri.

"Ya Allah.. Ya Rabb..
Engkau Maha Cinta dan Pemberi cinta kepada hamba-Mu..
Tabahkanlah Aku, jangan Engkau biarkan Aku tergelincir kejalan yang jauh dari Ridha-Mu..."

"Ya Allah.. Ya Rabb..
Engkau Mencintai Aku, izinkan Aku mencintai-Mu..?
Jika Engkau Menakdirkan Aku menjadi milik seseorang, jadikanlah dia seorang yang membimbingku akan cinta dan sayang yang membimbing kejalan kebaikan dan ketaqwaan...
Amien...
Ya Rabbal A'lamieeeen.."

***** ***** *****


"Teman, tolong bimbing aku......"
0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Receba atualizações por e-mail

Followers

About Me

Foto saya
lihat aku dan caraku dengan mata kalian sendiri..